Begini Cerita Yuzalmon Terkait Galodo Situjuah Gadang


Air bah selain menggerus sekitar 2 meter Batang Air Sukali sempat menimbun rumah tek Niwar warga Sikabu Jorong Padang Kuning
IMPIANNEWS.COM (Limapuluh Kota)

Air bah dan galodo melanda Jorong Padang Sikabu dan Jorong kocak Kenagarian Situjuah Godang, Kecamatan Situjuah Limo Nagori, Kab. Limapuluh Kota, ba'da Dzuhur sekira pukul 14.00 Selasa (16/04/2019). Air bah yang bercampur lumpur dan bebatuan besar turun gunung menimpa rumah warga dan areal pesawahan.

Air bah selain menggerus sekitar 2 meter Batang Air Sukali sempat menimbun rumah tek Niwar warga Sikabu Jorong Padang Kuning. Musibah ini diumumkan tokoh masyarakat melalui pengeras suara dari mesjid dan mushalla. Warga mengungsi mencari ketinggian, karena arah air bah mengikuti arus Lokuak Gunuang Tigo, Lokuak Siriah dan Lokuak korup Guguak.

Tampak warga berkumpul di mesjid Mukhlisin, kantor walinagari Situjuah Godang dan Jorong Tanjuang Simantung. Menghindari galodo yang berkemungkinan masih berpotensi.

Informasi dari Yuzalmon Mandoni (54) akrab disapa Can di nomor 085274024396 warga Sikabu Jorong Padang Kuniang yang bertani di kawasan Gurun Panjang kaki Gunuang Sago, berjarak 1,5 dari rumahnya. 

"Saya kaget, seakan ada sebuah sumber letusan. Seketika ayia godang jo lunau dan bebatuan mengalir kencang keluar dan mengikuti aliran Bonda Sungai Joniah Sikabu dan Padang Kuning masih di kaki Gunung Sago. Porak (kebun) limau manis wak dilendonyo (dilindas). Porak serai wangi lai ndak baa do (aman). Tapi sawah warga banyak sekitar 10 hektare dilipuanyo (dilanda). Sawah sodang ba padi (sedang tumbuh padi),"terang Can dengan bahasa campur.

Tak lagi mempedulikan kebun serai dan ternak sapinya, Si Can berlari meninggalkan kebunnya, setelah mendengar deru air bah dari kaki Gunung Sago, tempat keseharian si Can bekerja. Petani serai ini berlari menjauhi menyelamatkan diri sembari menelpon Yen (petani serai) salah seorang warga Tanjung Pauh yang juga seprofesi dengannya. 

"Wak lari ke Bukit Sapodeh. Sapi wak lai aman. Setelah derum ayia ilang, sekitar jam 05 sore, baru wak pulang ke rumah dengan selamat. Tapi kampuang lah ponuah lunau (lumpur) dan batu,"sebut Yuzal Mandoni.

Informasi lain media dapat dari Al Fauzi (28) akrab sapa Fauzi.

"Galodo yang melanda kampuang kami siang itu membuat rumah tek Niwar dipenuhi air bercampur lumpur dan bebatuan. Sementara di Batang Sukali air menghanyutkan bebatuan besar yang beradu-radu. Bunyinya begitu sangat terdengar jelas. Rumah tek Niwar berada di pinggir Batang Sukali,"sebut Fauzi yang berkampung di Sukali Jorong Kociak

Air bah yang berasal dari kaki Gunung Sago mengikuti jalur Batang Sukali dan Batang Sungai Joniah sempat mematahkan pipa PDAM dekat jembatan Sukali Jorong Kociak.
Air bah ini menuruni Batang Sukali yang mengarah melintasi kenagarian Aur Kuning wilayah Pemko Payakumbuh. 

"Informasi yang kami dapatkan dari anggota BPBD Limapuluh Kota, sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa, termasuk ternak warga. Personil BPBD juga menghimbau warga agar tetap waspada,"tandas Fauzi.

Dari pengamatan media di seputaran Batang Sukali dan Batang Agam di Payakumbuh, air terlihat air keruh.(ul)