JABATAN ADALAH BENCANA

Ilustrasi dari google

IMPIANNEWS.COM
Kemarin sore di kantor IPHI Center Limapuluh Kota sambil menunggu hujan berhenti, seorang teman saya berkata “ sampai kapan pak H.Saiful Guci mampu bertahan memikul bencana di Kabupaten Limapuluh Kota?” tanya  H.Salman kepada saya.

“ Apa hubungan saya dengan bencana di Limapuluh Kota ?” ujar saya terkejut mendengar pertanyaan , H Salman yang dikaitkan dengan maraknya bencana banjir dan longsor di Kabupaten Limapuluh Kota yang harus saya pikul.

“selama pak Saiful Guci memegang amanah jabatan di Limapuluh Kota selama itu pulalah tanggungjawab untuk memikul segala bencana, karena Islam menempatkan kedudukan dan jabatan sebagai amanah yang memiliki konsekuensi yang berat. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, maka semua enggan untuk memikulnya dan merasa berat menerimanya. Dan dipikul lah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya mereka amat zhalim dan bodoh.” Q.s. Al Ahzab: 72, Sementara pak Saiful sanggup memikulnya “ Jawab H. Salman.

Saya tercenung, mendengar jawaban H. Salman, yang mengingatkan saya beratnya memelihara amanah yang diemban, sebab langit dan bumi saja merasa berat untuk menerima amanah. Dalam hati saya berpikir apakah saya selama ini telah menjalankan amanah dengan baik atau belum.

“Lihatlah pak Saiful, dari Jakarta sampai daerah terjadi bencana alam dimana-mana, apabila dalam pemilihan pemimpin ada riaknya, maka alam akan beriak pula, apabila pemimpin orang bijaksana dalam memimpin, maka umatnya aman dan sentosa dan alampun damai. Lihatlah, kondisi sekarang ini banyak orang yang berambisi menjadi pemimpin, padahal menjadi pemimpin itu menjadi penyesalan dikemudian hari, Nabi SAW Bersabda “Sesungguhnya kalian akan berambisi kepada kepemimpinan, padahal kepemimpinan itu akan menjadi penyesalan pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari ),” ujar Salman menambahkan.

“ nah menurut pak Salman apakah sebuah Jabatan itu perlu kita kejar dan perebutan?” tanya saya balik

“ itulah yang saya sampaikan tadi, jabatan adalah bencana , karena jabatan senantiasa sangat berdekatan dengan amanah dan khianat, sorga dan neraka. Karena suatu kedudukan dan jabatan sangat sarat dengan kekuasaan dan kemewahan, maka jika tidak memiliki iman yang kuat untuk istiqomah dalam menjalankan amanah tersebut, maka sikap untuk berkhianat kerap kali menyertainya.

Bisikan dan rayuan setan untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang kekuasaannya acapkali menjadikannya lupa amanah alias mengkhianati dan mengingkari kepercayaan yang diberikan yang dikemukan adalah ambisi kekuasaan.

Banyak orang lupa apabila telah berkuasa, lupa bahwa kekuasaan adalah karunia dari Allah yang diberikan kepada seseorang untuk dijalankan dalam rangka membumikan dan membesarkan keagungan dan kekuasaan Allah. Apabila telah lupa dengan hal ini, maka akan mendatangkan bencana buat dirinya seperti penyakit atau  anak dan keluarga sakit-sakitan . Khianat terhadap amanah merupakan pengingkaran terhadap Allah yang akan mendatangkan bencana bagi rakyat yang dipimpinnya. “ ujar H.Salman menambahkan.

Saya teringat sebuah hadis Dari Abu Dzar, ia berkata:  “Wahai Rasulullah, mengapa anda tidak memberiku jabatan? Maka beliau menepuk bahuku, kemudian bersabda, ‘Wahai Abu Dzar, sesungguhnya kamu lemah, sedangkan jabatan itu amanah, dan jabatan itu adalah kerugian dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali bagi orang yang mendapatkannya secara haq dan menunaikan tanggungjawabnya’.” HR. Muslim.

“Apa cita cita pak Saiful yang belum tercapai lagi ?” Tanya Salman lagi

“hanya satu yang belum tercapai cita-cita saya didunia ini yaitu: tua kaya raya sebab dengan tua kaya raya dapat memberikan manfaat yang lebih banyak untuk kemaslahatan umat Islam, sebab cita cita saya hanya sederhana , kecil bernama, remaja terkenal, dewasa berwibawa , tua kaya raya dan mati masuk sorga “ ujar saya sambil tersenyum,

“Semoga Allah mengabulkan keinginan tersebut, aamiin” ujar H. Salman.

Hujan berhenti kami pun pulang kerumah masing-masing.

“Damailah pemimpinku, suburlah negeriku, Yaa Allah hilangkanlah segala bencana di daerahku “

Musibah atau bencana bisa terjadi kapan saja, di mana saja dan menimpa siapa saja. Hanya Allah yang bisa menyelamatkan kita. Rasulullah SAW mengajarkan beberapa doa untuk kita agar Allah melindungi dan menghindarkan kita dari bencana.
Inilah doa-doa yang diajarkan oleh Nabi :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّى وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ وَالْحَرَقِ وَالْهَرَمِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِى الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِى سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung 
(kepada-Mu dari kehancuran (tertimpa reruntuhan). Aku berlindung kepada-Mu kebinasaan (karena jatuh). Aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam, terbakar, dan pikun. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan syetan saat sakaratul maut, Aku berlindung kepada-Mu dari meninggal di jalan-Mu dalam keadaan melarikan diri (dari medan jihad). Dan aku berlindung kepada-Mu dari meninggal dalam keadaan tersengat (binatang buas)” (HR. Abu Daud; shahih)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ التَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَرَقِ وَالْحَرِيقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kematian karena jatuh dari tempat yang tinggi, tertimpa reruntuhan, tenggelam, dan terbakar. Dan aku berlindung kepada-Mu dari bujukan syetan saat syakaratul maut, kematian saat lari dari perang di jalan-Mu, serta mati karena sengatan binatang." (HR. An Nasa’i; shahih)
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ البَلاَءِ، وَدَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari musibah yang aku tidak sanggup menanggungnya, sebab-sebab datangnya kebinasaan, takdir yang membawa akibat buruk dan kegembiraan musuh atas penderitaanku.” (Dari HR. Muslim)

Dari Aban Bin Utsman dari Utsman bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
"Barangsiapa membaca ‘BISMILLAAHIL LADZII LAA YADLURRU MA’AS MIHI SYAI’UN FIL ARDLI WALA FIS SAMAA’WAHUWAS SAMII’UL ‘ALIIM’ (dengan nama Allah, dengan nama-Nya tidak akan berbahaya sesuatu yang ada di bumi maupun yang ada di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga malam hari, dan barangsiapa membacanya di waktu sore maka tidak akan ditimpa musibah mengejutkan hingga pagi hari jika Allah menghendaki." (HR. Ahmad - 497)
Karya : #saifulguci (cilotehtampasuara)