Walikota Mahyeldi Kampanye Imunisasi MR Tetap Dilanjutkan Masuki Fase II

Walikota Padang Mahyeldi, kalau kita cinta dan sayangi  putra dan putri  sebagai buah hati kita, segera bawa dan datangi Puskesmas terdekat untuk diberikan MR
IMPIANNEWS.COM (Padang). 

Menyusul dilaksanakannya kampanye fase II Imunisasi MR, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah berkomitmen untuk  tetap melanjutkan pemberian imunisasi campak dan rubella (MR) bagi ribuan sasaran yang belum terjangkau. 

Pasalnya, cakupan imunisasi di Padang masih jauh dari target sehingga diperlukan strategi-strategi baru untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat.

"Seluruh tenaga kesehatan beserta perangkat kecamatan dan kelurahan agar bergerak lebih masif dengan strategi-strategi baru untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Termasuk pemanfaatan media sosial guna mengimbangi pemberiataan negatif dan hoax terkait imunisasi MR,"  kata Mahyeldi pada MID-TERM Review Kampanye Imunisasi MR Fase II di Wizh Prime Hotel Padang, Rabu (17/10/2018).

Ia mengatakan, humas juga harus turut berperan mendukung kampanye melalui berbagai media. Selama ini pemberitaan dan informasi positif lemah sehingga kalah dengan berita hoax terkait vaksin campak dan rubella.

"Humas harus berperan membuat viral berita positif tentang imunisasi MR. Selama ini kita kalah dengan berita negatif dan hoax di medsos," ujar Wako. 

Menurut Mahyeldi, polemik yang muncul berawal dari fatwa MUI soal kehalalan vaksin rubella. Padahal fatwa ulama itu menekankan kehati-hatian terhadap umat Islam. Setelah didiskusikan lebih lanjut, MUI mendukung program imunisasi MR karena belum ada obat penyembuhan penyakit tersebut. 

"Fatwa MUI konteksnya kehatian - hatian bagi umat Islam. Tetapi vaksin untuk imunisasi MR hal itu belum ada opsi lain selain yang digunakan sekarang. Kita memilih menggunakan vaksin yang ada daripada mengorbankan kesehatan anak-anak bangsa," sebutnya.

Sungguhpun demikian, kata Mahyeldi, sudah saatnya Indonesia memiliki riset perguruan tinggi untuk menemukan vaksin spesifik pencegah suatu virus penyakit. Hasilnya itu haruslah yang sesuai dengan keyakinan masyarakat di Indonesia.

"Pemerintah perlu memikirkan riset pervuruan tinggi khusus vaksin spesifik pencegahan suatu virus penyakit yang diyakini sesuai dengan keyakinan masyarakat sehingga tidak timbul polemik kemudian hari," papar Mahyeldi.

Kegiatan yang difasilitasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini menghadirkan konsultan WHO dr. Olivi Silalahi, Staf Kepresidenan dan staf Kementerian Kesehatan serta Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang drg. Ferimulyani Hamid sebagai pembicara. Peserta terdiri dari Camat dan pimpinan Puskesmas se-Kota Padang.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Ferimulyani menjelaskan, di Kota Padang terdapat 227.851 jiwa sasaran imunisasi MR dari 939.112 jiwa penduduk. 

Cakupan imunisasi pada fase pertama sekitar 40 persen. Sementara ini capaian tertinggi adalah di Puskesmas Kecamatan Nanggalo sekitar 83 persen sedangkan beberapa lainnya masih di bawah 30 persen.

"Menjelang 31 Oktober nanti, pemberian imunisasi memang harus dimasifkan agar mensekati target yang diinginkan," ujarnya.

Ia mengatakatn, berbagai kendala di lapangan dihadapi petugas kesehatan baik saat pemberian imunisasi maupun saat sosialisasi. 

"Tidak sedikit penolakan dari orang tua. Kadang - kadang penolakan itu tanpa alasan," sebutnya.

Kalau kita cinta dan sayangi  putra dan putri  sebagai buah hati kita, segera bawa dan datangi Puskesmas terdekat untuk diberikan MR,  (dr)