Kampanye Damai, SBY Disoraki, Projo Dituntut Minta Maaf

PROJO memprovokasi pilres damai
menjadi pilpres anarkis. Waktu mobil karnaval Pak SBY lewat
IMPIANNEWS.COM (Jakarta).

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief menuding massa pendukung Joko Widodo, Projo, menyerbu mobil karnaval mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat gelaran Deklarasi Kampanye Damai di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (23/9).

"PROJO memprovokasi pilres damai menjadi pilpres anarkis. Waktu mobil karnaval Pak SBY lewat, relawan projo teriak-teriak mendukung Jokowi dan merangsek mendekat ke rombongan SBY. SUDAH keterlaluan," ujar Andi melalui Twitternya.

CNN Indonesia.com berusaha meminta klarifikasi kepada Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi atas klaim Andi Arief. Hingga berita ini diturunkan, Budi belum membalas telepon dan pesan singkat yang disampaikan oleh redaksi.

Andi mengancam akan ada tindak balasan dari kubu Demokrat jika pihak Jokowi dan aparat keamanan tidak menindak apa yang dia sebut sebagai 'penyerbuan' mobil SBY tersebut.

"KALAU projo tidak minta maaf dan aparat keamanan diam serta Jokowi diam saja atas provokaai terhadap SBY pagi ini. JANGAN salahkan jika ada tindakan balasan," ujar Andi.

"Kau yang memulai kau yang harus mengakhiri," lanjutnya.

Agus Harimurti Yudhoyono mengantar SBY saat karnaval kampanye damai. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)

SBY sebagai Ketua Umum Demokrat bahkan dilaporkan meninggalkan lapangan Monas sebelum acara yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu selesai digelar

SBY, Ani Yudhoyono, dan kedua putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Eddy Baskoro Yudhoyono meninggalkan acara, lima menit setelah pembukaan. 

"Tadi teman-teman melihat Pak SBY hadir, tadi malam saya juga menelepon Ketua KPU, Pak SBY akan hadir tapi baru kira-kira lima menit tadi ikut, beliau turun dan walkout meninggalkan barisan," kata Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan di lapangan Monas.

Hinca mengatakan SBY walkout dari acara karena merasa KPU telah melanggar peraturan yang dibuat lembaga itu sendiri terkait larangan atribut partai yang dibawa saat acara digelar.

Wasekjen Andi Arief menuding Projo telah bersikap provokatif saat kampanye damai Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika)

Sebab, berdasarkan pantauannya, lapangan Monas pagi itu justru dipenuhi atribut partai dan kampanye yang membuat SBY merasa perlu melayangkan protes.

Selain soal atribut, Hinca juga bercerita dirinya yang tak sempat menandatangani plakat deklarasi. 

"Belum kami masuk tadi, eh acara sudah selesai, sehingga kami tak bisa naik ke panggung, tak bisa tanda tangan juga," katanya. 

Karena itu, Hinca mengatakan Demokrat akan melayangkan protes keras kepada KPU RI selaku penyelenggara acara.

"Partai Demokrat protes keras, Pak SBY juga turun dari barisan karena melihat banyak sekali aturan main yang tak disepakati," kata Hinca. 

SBY memang tak terlihat kembali ke lokasi usai parade digelar. Hanya ada sekjen dan beberapa kader Partai Demokrat yang tampak di lokasi usai parade digelar. Alih-alih ikut meneken deklarasi kampanye damai, SBY walkout. (rds/gil)