Produksi Anjlok, Harga Telur Melambung

IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh). 

Melonjaknya harga telur ayam sudah menjadi hangat di pemberitaan nasional, baik dimedia televisi dan media lainnya.

Naiknya harga telur ayam menurut pengusaha ayam petelur Dasril, S. Pt (51) yang kita jumpai di kiosnya pada Kamis (12/07/2018) disebabkan menurunnya produksi telur ayam dibeberapa sentra di indonesia, di Medan untuk wilayah Pulau Sumatera dan Blitar untuk wilayah Pulau Jawa.

" Menurunnya produksi telur terjadi pasca lebaran 2018. Diduga banyak ayam petelur yang sakit dan mewabah, bahkan banyak yang mati. Termasuk di wilayah kita Luak Limopuluah yang terkenal sebagai sentra telur di Sumbar. Diduga wabah AI, tapi masih kabur info itu," terang Dasril.

"Banyak pengusaha ayam petelur yang keluhkan kondisi ini. Akibatnya kurangnya suplai otomatis harga melonjak. Dan ini sudah biasa dalam ilmu ekonomi," sebut Dasril jebolan Peternakan Unand ini.

"Sekarang kita melepas telur per papannya sekitar rap 47.000 kelas telur super, sedangkan remban Rp 45.000," imbuhnya.

" Secara pribadi, produksi telur ayam kita memang mengalami penurunan sekitar 40%, tapi ayam kita tidak ada yang sakit. Kita mengorbankan sedikit dana untuk mempertahankan kondisi agar ayam tidak banyak mati. Kita tambahkan biaya senilai Rp 350 untuk per kilogram makanan. Suplemen itu dicampurkan dalam makanan berupa multivitamin, mineral, enzym, asam butirat, asam amino, anti toxyin, temulawak, kunyit, bethain," sebut Dasril yang akrab disapa Abak.

Terkait harga jagung dan dedak kita nilai masih stabil, yaitu kisaran Rp 3.300 - 3.500 per kilonya. Biasanya Rp 4.000.  Karena kita hanya mengisi langganan tetap dan komsumsi warga, insyaallah terpenuhi. Dan kita juga tidak mengalami pengurangan karyawan. Kami khawatir kalau pemerintah tidak cepat mengambil kebijakan, kami yakin harganya akan terus melonjak," sebutnya

"Tapi kalau kita sikapi positif, harga telur ini masih jauh dibawah harga daging, untuk pemenuhan kebutuhan protein. Kalau harga telur naik, pedagang jagung sejahtera, petani jagung juga sejahtera. Iya kan," tukuk Dasril senyum.

Saat peninjauan di pasar Payakumbuh, kita dapatkan harga telur per kg berada di atas 25 ribu rupiah.  Harga telur berada di kisaran 1.500 sampai 1.600 rupiah per butir. Harga telur ayam kampung Rp 2.000/butir dan telur itik juga Rp 2.000,-.

Kondisi ini juga dirasakan peternak dan pengumpul telur ayam Zal PS di Payakumbuh.

"Kandang kosong umumnya disebabkan ayam banyak mati karena penyakit yang mewabah akhir akhir ini. Sementara untuk pengisian ulang butuh waktu 1 sampai 2 bulan pensterilan, baru bisa diisi lagi dengan ayam petelur. Juga harga pakan yang tidak stabil saat ini," ujar Zal.

Peternak ayam berharap kepada pemerintah baik Kota Payakumbuh atau Kabupaten Limapuluh Kota bisa mencarikan solusi pencegahan dengan adanya labor representatif. Sehingga pemeriksaan ternak dan pengadaan pakan yang sehat bisa di siap sediakan di daerah ini.

Melambungnya harga telur ayam ini berdampak drastis, seperti diungkap Ina Boy salah seorang pengusaha kue bolu di Payakumbuh Utara.

" Sementara kita terpaksa mengurangi produksi karena keterbatasan bahan baku telur saat ini. Berharap harga telur kembali stabil, karena kita sulit menaikan harga kue," sebutnya.

Kondisi ini juga dialami Ibu An, warga Tanjung Pauh yang kesehariannya jualan minuman dan mie rebus.

"Sulit sih menaikkan harga minuman seperti teh telur atau kopi telur kepada langganan. Tapi apa boleh buat, kondisi yang membuat begitu. Kami yakin harga barang naik pun akan merangkak naik, setelah ini, karena BBM kan juga naik belum lama ini," simpul An. (ul)