Di Payakumbuh, Bu Arma Tolak PKH

Bu Arma, peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang ingin graduasi atau berhenti sebagai penerima bantuan
IMPIANNEWS.COM (Payakumbuh). 

Akhir pekan kemaren bersama teman teman pendamping program kami membahas persiapan penyaluran bantuan sosial bagi 3.000 (tiga ribu-an) lebih keluarga penerima manfaat program penanggulangan kemiskinan di kota ini.

Menyisir nama-nama yang ada, pada Sabtu (26/05/2018) Kasi Penanggulangan Kemiskinan Dinsos, Ance Aliando bersama tim monev PKH dikagetkan dengan seorang warga penerima manfaat PKH di seputaran Mesjid Batirai Kelurahan Parit Rantang Kec. Payakumbuh Barat.

"Ya, terdapat satu nama yang harus kami beri catatan dan apresiasi, sebut saja Bu Arma, peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang ingin graduasi atau berhenti sebagai penerima bantuan. Sangat jarang, " ucap Ance penasaran. 

Rasa penasaran ini membuat kami tidak bisa menunggu sampai besok. Sore hari kami mengunjunginya, menemui ibu tiga anak ini di sebuah kelurahan yang padat penduduknya. 

Keluarga yang menempati sebuah rumah kayu kontrakan, bekerja membantu suami sebagai pemetik buah kelapa keliling dengan sebuah becak motor tua.

"Di TKP, Kami melihat sesuatu yang unik, disaat banyak orang yang berkeinginan dan berharap sebagai penerima bantuan "abadi", meskipun harus tetap menyematkan diri dengan label orang miskin. Namun keluarga ini justru menunjukkan sikap yang berbeda," sebut Ance. 

"Kami tidak ingin hidup terus dengan bantuan, kami masih bisa bekerja meskipun tidak mencukupi. 

Menerima bantuan sepertinya turut mendoakan kami tetap miskin." ungkap Arma. 

"Mohon di doakan saja pekerjaan  kami lancar, rejeki kami dimudahkan   dan anak anak tetap bisa sekolah". ujarnya dengan suara yang tenang.

"Bu Arma telah menunjukkan kepada kami bahwa kemiskinan itu bukan hanya tentang ketidakberdayaan, tetapi juga mental," ungkap Ance salut sambil memotivasi. 

Diperjalanan pulang kami melihat sekelompok ibu-ibu beserta anaknya yang antri di depan sebuah rumah pemilik toko. 

Berbekal selembar surat, tertawa dan bercanda menunggu amplop tuan rumah membagikan sebagian rejekinya. Jelang lebaran banyak duafa dadakan dan musiman. 

"Sepertinya mereka harus belajar dan wisuda, seperti Bu Arma, " pungkas Ance. (ul)