Ketika Srikandi-Srikandi Minang Bertasbih


IMPIANNEWS.COM (Bukittinggi). 

Dalam adat istiadat Minangkabau, kedudukan perempuan telah mendapat tempat istimewa. Selain dimuliakan dengan mengambil garis keturunan dari pihak ibu, perempuan Minang juga dijadikan limpapeh rumah nan gadang, sumarak anjuang nan tinggi. Pepatah tersebut memberikan makna tentang kuat dan kokohnya kedudukan perempuan Minang. 

Dalam sudut pandang adat dan budaya perempuan Minang diibaratkan sebagai limpapeh rumah nan gadang menjelaskan bahwa perempuan sebagai simbol dari runtuhnya bangunan sebuah kaum. Maksudnya baik buruknya suatu kaum tergantung kepada perempuan-perempuannya. 

Dalam pranata adat Minagkabau diatur peran perempuan dalam kontek bermasyarakat. Padusi Minang dalam perspektif adat dipandang sebagai Bundo Kanduang yang bermakna sebagai wanita penerima waris pusako tinggi, dan menjaga keberlangsungan keturunan dan yang lebih penting bundo kanduang dimaknakan sebagai aktualisasi perlambgangan moralitas masyarakat Minang.  

Perempuan Minang telah banyak menjadi inspirasi dalam kiprahnya memperjuangkan harkat martabat wanita. Tak sedikit dari perempuan Minang bergerak dalam menyuarakan kebenaran dikancah politik maupun pendidikan. Perempuan Minang dengan rasa tanggung jawab yang tinggi tak kalah berjuang dengan kaum lelaki. 

Mereka memainkan peran sentralnya diantara gerakan yang sedang dan akan dijalankan. Semangat perjuangan yang dimunculkan oleh srikandi-srikandi Minang pada zaman dahulu dalam bentuk positif, bukan menyamaratakan secara gamblang antara peremuan dan laki-laki. 

Perjuangan yang diusung mereka perjuangan menolak untuk menjadi bodoh, menolak untuk menjadi pribadi yang minus akhlak dan tidak beretika, serta menolak menjadi pribadi yang tidak bermanfaat. Karena perjuangan para srikandi Minang tersebut dalam rangka ketaatan kepada Sang Pencipta, menyadari bahwa kehidupan ini harus mempunyai manfaat untuk lingkungan, bangsa dan negara. 

Diantaranya pejuang Minang yang menjadi inspirasi tersebut adalah Rahmah El Yunusiyyah, Rasuna Said, dan Rohana Kudus. 
Rahmah El Yunusiyyah dan Konsep Pendidikannya dalam Memajukan Perempuan Minang

Rahmah El Yunusiyyah tak sepopuler Raden Ajeng Kartini. Ia dikenal sebagai seorang wanita yang bergerak dalam bidang pendidikan. Bukan hanya menyuarakan kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam hal pendidikan. Ia telah berani menampilkan hasil pemikirannya tentang konsep pendidikan bagi perempuan Minang yang di implementasikannya melalui sebuah lembaga Perguruan Diniyyah Puteri yang terletak di Padang Panjang.

Rahmah El Yunusiyyah adalah tokoh yang berjiwa pembaharu. Pada saat itu masyarakat memandang perempuan Minang tak perlu menempuh pendidikan. Karena kodrat perempuan hanya dirumah mengurus rumah tangga. Rahmah melihat kondisi perempuan Minang saat itu berada pada kepasrahan dan kebodohan sehingga perempuan Minang menganggap dirinya lemah dan terbatas. 

Rahmah El-Yunusiyyah memiliki konsep yang tinggi, bahwa dalam menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik haruslah ditempuh melalui pendidikan. Tetap pada kodratnya menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya tapi berdasarkan keilmuawan dan keterampilan yang kokoh. 

Rahmah El Yunusiyyah merupakan tokoh nasional yang berjiwa agamis. Beliau seorang muslim yang taat. Keinginannya yang kuat dalam memajukan pendidikan wanita begitu luar biasa. Adat istiadat Minangkabau memiliki tradisi matrilineal yang mengatur alur keturunan dari pihak ibu, sehingga wanita di posisikan istimewa dari anak laki-laki. 

Diantaranya pembagian jatah hak waris bagi anak perempuan lebih besar dari anak laki-laki. Sehingga dalam hal pengetahuan ada pembatasan gerak wanita Minang dalam menempuh pendidikan saat itu. Hal inilah yang menggerakkan ibunda Rahmah untuk memperjuangkan pendidikan bagi kaum wanita.  

Srikandi Minang asal Padang Panjang ini mengusung konsep pendidikan dan pengajaran dalam pergerakannya. Visinya adalah untuk membentuk puteri yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap serta aktif bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah, konsepnya dalam memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan bukan hanya kesetaraan hak antara laki-laki. 

Melalui lembaga pendidikan yang didirikannya yaitu perguruan Diniyyah Puteri, beliau menyiapkan para generasi wanita sebagai penerus bangsa yang memiliki karakter yang kuat, cerdas, berakhlak mulia, terampil dan menjadikan menjunjung tinggi kodratnya sebagai seorang muslimah sejati. 
Rasuna Said, Ketajaman Tulisannya Dalam Menyuarakan Kebenaran
Pemikiran Rasuna Said sangat luar biasa. Eksintensi dirinya dalam menyuarakan kebenaran diwujudan sebagai jurnalis. 

Srikandi Minang ini lahir di Agam, Sumatera Barat tanggal 14 September 1910. Beliau orang yang tidak pernah kenal lelah dalam memperjuangkan harkat martabat wanita. Sosoknya dikenal sebagai orator yang ulung, sehingga ditakuti oleh Pemerintah Belanda. Tak banyak pemuda pemudi bangsa, yang melawan penindasan kaum penjajah dengan bergerak dalam bidang journalis. 

Keseriusannya dalam mengkritisi anti kolonialisme kepada pribumi dan juga tetap kosentrasi dalam memperjuangkan wanita Indonesia beliau wujudkan menjadi pemimpin redaksi di majalah Raya dan menerbitan majalah Menara Puteri di Medan, Sumatera Utara. Lewat  majalah ini beliau juga memperjuangkan tentang harkat wanita dan  Tulisan-tulisanya dikenal sangat tajam dan berani.

Kekaguman penulis pada sosoknya sangatlah tinggi. Betapa tidak, disaat kebanyakan wanita hanya sibuk terperangkap dirumah dan adat istiadat yang memaksa wanita saat itu bergelut di dapur-sumur-kasur, Rasuna Said rajin menulis dan menyuarakan semangat anti kolonialisme. Selain dikenal sebagai juranlis beliau juga pandai berorasi. Pidatonya bagai petir disiang hari. 

Sehingga ketika berpidato dalam acara Rapat PERMI tahun 1972 di Payakumbuh aparat pemerintah Belanda menghetikan pidatonya, karena dituduh menyebarkna ujaran kebencian. Sehingga beliau ditangkap dan dipenjara dan di asingkan ke Semarang.  

Namun setelah bebas dari penjara beliau tidak kehilangan semangat dalam menyuarakan kemerdekaan. 

Beliau melanjutkan pendidikannya di Islamic College di Padang Sumatera Barat. Setelah tamat dari sekolah terebut beliau memulai kembali gerakannya di bidang jurnalis, dengan bekerjasama dengan media masa saat itu. 

Pemikiran yang menjadi tujuan utama Rasuna Said dalam memperjuangkan kaum wanita tak terbatas pada kesetaraan antara laki-laki dan wanita. Beliau tidak hnaya menyuarkan kebebasan kaum wanita dari pingitan dan kungkungan adat, namun cita-cita beliau lebih besar dari hal tersebut. 

Menurut Rasuna Said perempuan Indonesia harus mulai memikirkan tentang gagasan, dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Perempuan Indonesia harus berpikiran maju dan tidak terbelakang.
    
Rohana Kudus, Multidimensi Kecerdasan Dalam Perjuangannya 

 Srikandi Minang yang bernama Siti Rohana ini betul-betul luar biasa, karena dengan keterbatasan perempuan Minang untuk bergerak karena pergolakan bangsa daalam melawan penjajah, beliau sudah mampu berkiprah diantaranya sebagai guru, sehingga berhasil mendirikan Rohana School dan kerajinan Amai Setia (KAS).  

Ternyata kiprahnya tidak saja dibidang pendidikan. Beliau juga seorang jurnalis, dengan menjabat sebagai wartawan pada beberapa surat kabar bahkan mendirikan surat kabar. Menurut pandangan penulis kepiawaian beliau dalam beberapa hal merupakan talenta yang luar biasa.

Rohana berjuang tidak saja untuk kaumnya, tapi juga bangsa dan negara. Beliau memanfaatkan fasilitas yang ada dengan menmbangkitkan perekonomian masyarakat melalui keterampilan. Melalui tulisannya beliau mengangkat harkat dan dan martabat bangsa. 

Tulisan-tulisannya tentang rumah tangga, agama, politik membuka mata perempuan tentang kemaslahatan dan kesejahteraan perempuan. Rohana menulis dengan mengungkapkan fakta di masyarakat dan mengungkapkan kekawatiran namun juga memberikan solusinya. 

Dalam tulisan-tulisannya beliau menghimbau kaum perempuan untuk ikut berpartisipasi melawan penjajah. Rohana Kudus membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Ketika penjajahan Belanda membabi buta beliau mempelopori berdirinya dapur umum dan  badan social dalam membantu korban gerilyawan. 

Eksitensi perempun Minang diatas telah mengantarkan perempuan Minang tidak saja piawai dalam mengurus rumah tangga, tapi juga mahir dalam bermasyarakat, berpolitik bahkan mahir dalam mengelola perekonomian. Pembaharuan yang diusung Rohana Kudus, Rahmah El Yunusiyyah, Rasuna Said menjadikan perempuan Minang maju dalam balutan modernisasi.  

Kekokohan perempuan Minang tidak saja tinggal sejarah. Pada masa sekarang perempuan -perempuan Minang menunjukkan eksistensinya dalam berbagai bidang. Banyak perempuan Minang yang aktif dalam organisasi, anggota dewan dan bahkan menjadi pelopor perekonomian masyarakat. Adapun penyebab eksistensinya perempuan Minang antara lain:

Pertama, Perempuan Minang tak mau tinggal diam. Perempuan Minang  tak mau berdiam diri, berpangku tangan, duduk diam tanpa harus berbuat banyak bagi dirinya sendiri dan disekelilingnya, khusus bagi keluarganya. Keaktifan wanita Minang dalam hal perekonomian keluarga sudah menjadi rahasia umum. 

Kondisi sekarang banyak perempuan Minang yang ikut berperan dalam memajukan perekonomian keluarga. Penulis mengamati keikutsertaan wanita dalam mencari nafkah bukan saja sebagai tuntutan ekonomi keluarga. Kepribadian wanita Minang yang mandiri merupakan bentuk aktualisasi dari peran padusi Minang sebagai Bundo Kanduang. 

Berdasarkan pepatah Minang adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, dijelaskan kedudukan perempuan Minang sebagai Bundo Kanduang maksudnya perempuan Minang sebagai pemilik rumah gadang. Perempuan Minang adalah induak bareh atau ibu rumah tangga yang mengatur makanan dan minuman seluruh keluarga besar. 

Bundo kanduang merupakan kedudukan tertinggi bagi perempuan Minang, menjadikan perempuan Minang sebagai pemimpin kaumnya. Baik buruk kaumnya digariskan dari keturunan yang dikahirkan perempuan. Oleh sebab itu perempuan Minang dituntut untuk bersikap arif, tahu dengan pantas dan patut.

Kedua, Adat Minangkabau sangat memuliakan wanita. Dengan menjadikan garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. menjadikan perempuan Minang harus menjaga marwahnya, dengan memahami peran dan kedudukannya dalam adat Minangkabau. Menjaga tutur bahasa dan sopan santun. Perempuan Minang melahirkan keturunan pelanjut suku/kaumnya. Jika generasi yang dilahirkannya jelek maka akan buruk adalah nama kaumnya tersebut. 

 Mengenang kegemilangan perempuan Minangkabau tidak hanya cukup dengan melihat sejarah. Perempuan Minang telah mengukir nama yang indah di negri ini pada masa lalu. Pada masa sekarang perempuan Minang sangat berpeluang menorehkan kisah suksesnya dalam mengisi peradaban. Dengan memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam perjuangan dan peradaban bangsa, maka secara otomatis mereka akan memaknai status keperempuanannya dalam kehidupan social. Sejatinya perjuangan perempuan Minang hendaknya didasarkan atas keinginan pergerakan dan perjuangan nasional untuk mewujudkan kemajuan bangsa. 

Oleh : Hari Elfira, S. Pd. I, M. Pd., (Guru MTs N 1 Bukittinggi)
Utusan: DW Kementerian Agama Kota Bukittinggi
Email : harielfira@gmail.com
Hp/WA : 081363752820

Daftar Pustaka

Hakimy, Idrus Dt Rajo Panghulu., 1978, Buku Pegangan Bundo Kanduang di Minangkabau,   Bandung: Penerbit CV. Rosda.

Rasyad, Aminuddin., dkk., 1991, Rahmah El Yunusiyyah dan Zainudin Labay, Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia., Penerbit Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Rasuna_Said., diakses pada hari Senin, tanggal 23 April 2018, jam 21.00 WIB

https://id.wikipedia.org/wiki/Roehana_Koeddoes., diakses pada hari Senin, tanggal 23 April 2018, pukul 21.25
(Sy)