Catatan H. Anas Lubuk, S.Ag, "Merenung sejenak melepas usia 40"


IMPIANNEWS.COM (Bukittinggi).

Dalam tahapan usia yang dilewati manusia,ada tahap kita berada di usia dewasa menuju masa tua(lanjut usia), tahap ini kita lalui setelah menjalani masa anak2 dan remaja.

Tahap usia dewasa mencapai puncaknya pada usia 40, dan menurun menuju akhir tahap dewasa dan awal tahap usia lanjut sekitar usia 50 tahun. Setelah itu manusia akan memasuki lanjut usia sampai 60 tahun keatas.
Perjalanan yang ditempuh,saat kita sudah dihitung baligh baik wanita maupun pria, melalui peristiwa menstruasi/haid pada wanita dan mimpi basah pada pria sampai berusia pada puncak usia dewasa, tentu sudah banyak peristiwa fisik, maupun psikis yang dilalui.

Adakalanya masa remaja  dilalui dengan kegiatan yang bermanfaat, namun tak jarang juga kita melakukan kegiatan yang justru menimbulkan mudharat bagi jasmani dan rohani kita.
Saat kita diberi Allah umur sampai bisa melalui usia 40 tahun,sudah semestinya kita luangkan waktu untuk sejenak merenungi tentang perjalanan yang sudah dilewati,mengingat jika kita masih diberi kesempatan menuju masa tua (lanjut usia) sampai berumur 60 tahun,tentu tidak akan kita sia2 kan untuk kilas balik masa lampau untuk berbenah di masa yang akan datang.
Disini kita coba merenungi hal2 sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi bekal yang kita bawa.

- Apakah bekal sudah mencukupi untuk hidup setelah mati?.apakah waktu untuk mengumpulkan bekal masih panjang?, 20 tahun,10 tahun,5 tahun atau hanya sesaat lagi?. Kita diharapkan harus selalu siap dengan bekal yang kita berusaha berbekal dengan sebaik baik bekal yaitu taqwa.

2. Bagaimana kondisi fisik kita?

- Pada usia dewasa, metabolisme tubuh mengalami penurunan,maka kita harus berupaya menjaga kesehatan dengan konsumsi makanan yang menunjang kerja metabolisme dengan konsumsi tinggi serat,buah,sayur minum air putih,serta menghindari makanan yang memperberat kerja organ tubuh seperti; Mengurangi konsumsi kandungan natrium,garam,lemak,serta memberikan waktu untuk sel tubuh beristirahat disela2 aktivitas sehari-hari.

3. Bagaimana dengan kondisi rohani kita?

- Apakah rohani kita masih hidup? Dengan senantiasa zikrullah?/ atau selalu ingat kepada Allah dalam semua keadaan; berdiri,duduk,dan berbaring.
Ataukah rohani kita sudah mulai sakaratul maut karena mengidap penyakit kronis seperti iri,dengki,kesumat,dendam,buruk sangka baik kepada Allah maupun kepada manusia?. Karena rohani ini yang akan kembali kepada Khalik,tentu harus kita upayakan senantiasa hidup,dan bersih dari hama penyakit.
Beberapa poin diatas menjadi bahan renungan bagi kita yang telah meninggalkan usia 40 tahun sebagai landasan untuk menyusun program selepas usia 40.

Dengan selalu menghindari program penghancur amal seperti bergunjing,menfitnah,berdusta,mengadu domba dan sifat tercela lainnya,namun ber upaya menjalankan program muhasabah/instropeksi diri,dan muraqabah/ merasa diri selalu diawasi oleh Allah swt,sehingga kita bisa kembali kepada Nya dengan perbekalan yang sebaik  baiknya yaitu taqwa.Wallahu'alam bisshawab. (Sy)

Penulis : H. Anas lubuk, S. Ag (Guru MAN1 kota Bukittinggi)